Kenali Tanda-Tanda Osteoporosis Dini dan Cara Mencegah Tulang Keropos

Jumat, 31 Oktober 2025 | 16:00:27 WIB
Kenali Tanda-Tanda Osteoporosis Dini dan Cara Mencegah Tulang Keropos

JAKARTA - Osteoporosis sering disebut sebagai silent disease karena muncul tanpa gejala jelas. Kondisi ini menyebabkan pengeroposan tulang yang meningkatkan risiko patah tulang secara tiba-tiba.

Menurut data Kementerian Kesehatan, osteoporosis paling sering terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas. Prevalensi di Indonesia tercatat 23% pada wanita berusia 50–80 tahun, dan 53% pada wanita berusia lebih dari 80 tahun.

Osteoporosis biasanya berkembang dari kondisi osteopenia, yaitu kepadatan tulang yang lebih rendah dari normal. Penyakit ini tidak terjadi dalam semalam, sehingga penting mengenali tanda-tanda awal untuk mencegah kerusakan lebih parah.

Mengetahui gejala peringatan dini dapat membantu memperlambat pengeroposan tulang. Dengan tindakan preventif, risiko patah tulang dapat ditekan sejak dini.

Tanda-Tanda Peringatan Dini Osteoporosis

1. Nyeri Punggung atau Leher
Nyeri di punggung atau leher bisa menjadi gejala awal osteoporosis. Dr. Katherine Van Schaik menjelaskan nyeri ini bisa menandakan fraktur kompresi vertebra yang tidak terlihat.

2. Riwayat Patah Tulang
Patah tulang yang terjadi berulang tanpa trauma besar patut diwaspadai. Menurut Dr. Varun Kumar Singh, patah tulang akibat gerakan ringan seperti membungkuk atau memutar bisa menandakan tulang rapuh.

3. Tubuh Semakin Pendek
Penurunan tinggi badan beberapa sentimeter bisa terjadi akibat patah tulang belakang. Hal ini biasanya disertai nyeri punggung atau leher yang kadang tidak disadari.

4. Gigi Goyang
Gigi goyang dapat mencerminkan hilangnya tulang alveolar di rahang. Dr. Van Schaik menekankan bagian rahang juga terpengaruh oleh penurunan kepadatan tulang.

5. Kuku Semakin Rapuh
Kuku mudah patah bisa menjadi tanda tubuh tidak menyerap kolagen atau kekurangan kalsium. Kondisi ini juga memengaruhi tulang, sehingga menjadi indikator osteoporosis potensial.

Faktor Risiko dan Pencegahan Osteoporosis

Beberapa faktor meningkatkan risiko osteoporosis, termasuk usia di atas 50 tahun, jenis kelamin perempuan, tubuh ramping, dan ras tertentu. Riwayat keluarga, kadar hormon rendah, diet rendah kalsium dan vitamin D, serta penggunaan obat tertentu juga berperan.

Merokok, konsumsi alkohol berlebihan, kondisi medis tertentu, dan kurang aktivitas fisik juga menambah risiko. Mengetahui faktor risiko ini penting untuk tindakan pencegahan sejak dini.

Langkah pencegahan utama meliputi tetap aktif secara fisik. Latihan beban dan latihan kekuatan membantu memperkuat tulang dan mencegah osteoporosis.

Mengonsumsi cukup kalsium (1.000–1.200 mg/hari) dan vitamin D (800 IU/hari) juga penting. Hindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan karena bisa menghambat upaya menjaga kepadatan tulang.

Dr. Van Schaik menekankan pentingnya olahraga teratur, bahkan untuk orang yang lebih tua. Aktivitas fisik seperti latihan beban meniru gaya hidup orang abad ke-19 yang lebih aktif dan memiliki tulang lebih kuat.

Dengan langkah-langkah sederhana, risiko osteoporosis dapat ditekan. Deteksi dini dan pola hidup sehat menjadi kunci untuk menjaga tulang tetap kuat di masa tua.

Osteoporosis memang “silent” tetapi tidak bisa diabaikan. Mengenali tanda-tanda awal, memahami faktor risiko, dan menerapkan pencegahan efektif membantu menjaga tulang tetap sehat.

Kesadaran terhadap gejala awal dan kebiasaan sehat dapat mencegah patah tulang dan komplikasi serius. Dengan perawatan dan pencegahan yang tepat, tulang tetap kuat meski usia bertambah.

Terkini